Langsung ke konten utama

Ulasan Buku “Planet Omar, Accidental Trouble Magnet” by Zanib Mian

  https://www.tulisanshinta.site/2023/10/ulasan-buku-planet-omar-accidental.html “…, but my dad said that Allah knows all the languages in the universe, so we can talk to him whenever we want to.” (page 178). Dikisahkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, bernama Omar. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, adik laki-lakinya yang bernama Esa berusia 3 tahun, kakak perempuan bernama Maryam berusia 13 tahun. Keluarga Omar berasal dari Pakistan, dan mereka menetap di Inggris. Kedua orang tua Omar bekerja sebagai ilmuwan. Permasalahan muncul ketika sang ibu mendapatkan pekerjaan baru di kota lain. Omar sekeluarga harus pindah tempat tinggal. Hal ini yang membuat Omar gelisah sebagai anak laki-laki yang mulai remaja. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan rumah, sekolah barunya, dan tentu saja teman-teman barunya. Apakah Omar dan keluarganya berhasil beradaptasi dengan lingkungan rumah barunya? Apakah Omar memiliki teman di sekolah barunya? Bagaimana Omar menghadapi

Nayla dan Plastisin

Pribadi
Nayla  bermain plastisin di kelas
Sepulang sekolah,  terjadi perbincangan antara Nayla dan ayahnya.
"Yah,  tadi mis bilang harus bawa... Eng... Apa gitu hari Jumat."
"Bawa apa nak?" tanya sang ayah. "Bawa gunting?"
"Bukan. Yang bisa untuk bikin-bikin, Yah," jelas Nayla sambil terus berpikir kata apa tadi yang disebut guru wali kelasnya.
"Apa? Origami?  Atau playdough?" tebak sang ayah.
"Katanya sih kayak playdough,  tapi bukan playdough... Apa ya?“ Nayla pun berpikir keras,  berusaha mengingat kata-kata gurunya tadi.

Tiba-tiba...  "Ah,  plastisin,  Yah! Aku harus bawa plastisin Jumat," katanya dengan riang karena telah berhasil mengingat kata tersebut. Ayah pun menyetujui untuk membeli plastisin nanti.

Akhirnya,  hari Jumat pun tiba. Sebelum berangkat sekolah,  Nayla sudah menyiapkan plastisin yang telah dibelinya. Kegiatan berkreasi dengan plastisin sebagai aktivitas pelajaran Seni Budaya dan Prakarya  (SBdP).

Sepulang sekolah,  Nayla langsung bercerita kepada ibunya bagaimana serunya kegiatan hari ini di sekolah. "Bu,  tadi aku bikin macam-macam  dengan plastisin," katanya riang. "Tapi plastisinnya lengket-lengket di tangan aku.  Warnanya ada di tanganku... Tapi aku cuci tangan habis itu, sampai bersih,  gak lengket lagi," Nayla terus bercerita tiada henti.

"Oh ya? Bagus dong,  Nayla dah mengerti bermain aman," kata sang ibu menanggapi. "Lalu Nayla dah bikin apa saja?"

"Aku bikin kelinci sama wortel makanannya. Aku juga bikin kucing sama ada mangkuk isi makanannya juga. Terus aku bikin mie... Susah banget bikinnya. Harus gulung-gulung gitu."

"Mie, makanannya siapa, Kak?" tanya ibu penasaran.
"Untuk aku. Kan aku sukanya makan mie," jelas Nayla.

Ibu pun tersenyum mendengar celoteh cerita anak tadi. Alhamdulillah,  kini Nayla sudah memahami macam-macam hewan ciptaan Allah beserta pasangan makanannya. Semoga Nayla terus menerus meningkatkan ketertarikannya atas segala ciptaan-Nya dan semanga terus mempelajarinya.  Amiin yra 😊 😘

Sumber:
#kelasmenulisceritaanak
#KMCA


Day 29
#TantanganODOP
#Onedayonepost
#ODOPbatch5

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Super Blue Blood Moon

Tribunnews.com Berita akan terjadinya gerhana bulan hari ini (Rabu, 31 Januari 2018) sudah tersebar sejak 3-4 hari yang lalu. Teman-teman kecilku di kelas 5 Salman Al Farisi sudah sibuk membincangkannya. Aku pun yang tadinya hanya menganggap sebagai suatu fenomena alam yang biasa terjadi, lambat laun mulai tertarik untuk mengintip secuil informasi mengenai ini. Tahukah kamu kalau fenomena gerhana bulan saat ini adalah kejadian fenomena alam yang luar biasa? Kali ini bulan akan tampak lebih besar daripada biasanya, terjadi gerhana bulan penuh,  serta warnanya merah seperti darah akibat bias dengan cahaya matahari. Bulan pada saat ini benar-benar menunjukkan keelokannya. Tiada yang dapat menandingi kecantikannya ditengah temaramnya malam. "Langit boleh gelap. Namun aku akan senantiasa memberikan secercah cahaya pada kegelapan," ungkap sang Super Blue Blood Moon. 😁 Kita,  sebagai makhluk bumi yang terpisahkan jarak dan waktu dengan sang bulan hanya bisa menikmati sa

Pustakawan dan Laptop Asus Vivobook 14X OLED

Memasuki tahun ajaran baru menjadi tantangan setiap tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Mengenalkan kembali adab-adab dalam menuntut ilmu, adab kepada guru, adab bermain, termasuk juga adab dalam menjaga lingkungan sekolah merupakan materi yang harus disampaikan pertama kali pada siswa di awal kedatangan dan sepanjang perjalanan pembelajaran. Tantangan ini tidak hanya menjadi milik tenaga pendidik saja, tapi juga tenaga kependidikan, termasuk saya, seorang pustakawan. Sebagai seorang pustakawan, terutama pustakawan sekolah dasar, ada rasa tanggung jawab untuk melatih keterampilan literasi peserta didiknya bersama para tenaga pendidik lain. Perpustakaan menjadi sarana pendukung pembelajaran di kelas. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, perpustakaan semakin berperan penting dalam memperlancar proses pembelajaran ini. Pustakawan menyiapkan media-media yang dapat meningkatkan keterampilan literasi seluruh warga sekolah, yakni siswa, guru, kepala sekolah, juga tenaga administrasi dan tenaga pe

Review Buku Sketsa Negeri Para Anjing

  Judul: Sketsa Negeri Para Anjing Penulis: Shabrina Cetakan pertama: Rabiul Akhir 1427 H/ Mei 2006 Penyunting: Sakti Wibowo dan Nurul Hidayati Desain Cover: Arif Yunur Rivan Illustrasi Cover: Ferly Leriansyah Penerbit: Lini Zikrul Remaja (Zikrul Hakim), Jakarta Jumlah Halaman: 160 halaman, uk. 11,5 x 17,5 cm ISBN: 979-9140-34-x      Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang sarat dengan nilai religi. Pesan religi disampaikan oleh penulis melalui kisah-kisah yang melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Tak luput pula penulis menyampaikan dengan plot twist yang berbeda-beda. Terkadang membuat pembaca berpikir, siapakah sosok utama dari tokoh yang diceritakan cerpen tersebut.      Diawali dengan kisah seorang ibu guru baru mendaftar ke sebuah sekolah. Namanya adalah Bu Brin. Ia diamanahi mendidik anak berkebutuhan khusus. Dengan berbekal pengalaman mengajar di sekolahnya terdahulu, ditambah dengan kesabaran dan doa yang terus menerus diucapkan, akhirnya Allah membukak