Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Ulasan Buku “Planet Omar, Accidental Trouble Magnet” by Zanib Mian

  https://www.tulisanshinta.site/2023/10/ulasan-buku-planet-omar-accidental.html “…, but my dad said that Allah knows all the languages in the universe, so we can talk to him whenever we want to.” (page 178). Dikisahkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, bernama Omar. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, adik laki-lakinya yang bernama Esa berusia 3 tahun, kakak perempuan bernama Maryam berusia 13 tahun. Keluarga Omar berasal dari Pakistan, dan mereka menetap di Inggris. Kedua orang tua Omar bekerja sebagai ilmuwan. Permasalahan muncul ketika sang ibu mendapatkan pekerjaan baru di kota lain. Omar sekeluarga harus pindah tempat tinggal. Hal ini yang membuat Omar gelisah sebagai anak laki-laki yang mulai remaja. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan rumah, sekolah barunya, dan tentu saja teman-teman barunya. Apakah Omar dan keluarganya berhasil beradaptasi dengan lingkungan rumah barunya? Apakah Omar memiliki teman di sekolah barunya? Bagaimana Omar menghadapi

Just a Short Story

  Birds  Once upon a time, there were two birds living on the tree. It was Mr. and Mrs. Birdo. One day Mrs. Birdo asked Mr. Birdo to find more food for rainy day. Hearing this, Mr. Birdo needed some time to think about. He seemed so confused.             “How and where I would find more food for rainy day?” thought Mr. Birdo.   He knew it’s very difficult to find more seeds in these days. But Mr. Birdo pulled himself together. He felt very optimist that somehow and someway he would find more seeds as his wife told. So, he flew, flew, and flew and just kept flying. After a long flying, Mr. Birdo take a moment rest. He just stood on a branch of pinus tree. Suddenly Mr. Birdo saw a person, a woman, spread something, throw something to the air, just from outside her balcony. Mr. Birdo just watched her from the tree. He also felt curious what she had thrown away. He kept watching her from a distance, and wondered.             “Well, it looks like seeds,” Mr. Birdo thought,

Mentari di Ujung Sana

Mentari di Ujung Sana “ Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, siapa rajin ke sekolah, cari il mu, sampai dapat. Sungguh senang, amat senang, bangun pagi-pagi sungguh senang” Senangnya mendengar si kecil bernyanyi riang setiap akan pergi ke sekolah. Tidak terasa si kecil kini telah duduk di kelas TK A. Anak yang dulu sering tantrum bila ingin dibelikan setiap mainan yang dilihatnya di mal .             Sambil menyeruput teh hijau hangat di cangkirnya, setelah makan roti bakar oles madu dan tabur kismis sebagai menu sarapannya, Rina tersenyum setiap mendengar anak gadis kecilnya bernyanyi lagu Bangun Pagi-pagi setiap pagi sambil bersiap-siap ke sekolah. “Hari ini mengantar Ayu ke sekolah, kemudian memberikan tugas-tugas yang harus diberikan kepada gurunya. Lalu ke kantor, buat memo untuk pak Anton, serta cek barang yang dikirim kemaren sudah sampai atau belum. Terus, hm…nanti aku makan siang dimana ya?” pikir Rina menerawang membuat daftar-daftar yang harus di

Sebel 100 Hari

SEBEL 100 HARI Sore hari, pukul empat. Keluar kamar mandi dengan memakai handuk kuning dililit di tubuhnya. Rambut di jepit keatas hingga ujungnya tidak mengenai bahu. Setelah menanggalkan handuk dan meletakkan diatas tempat tidur , berjalan ke arah lemari pakaian. Dibuka, diamati sambil bertolak pinggang, memilih pakaian yang pantas digunakan ke acara yang telah direncanakan itu.             Pilihan jatuh ke baju bercorak garis-garis horizontal kuning – putih, dengan leher model sabrina, dan rok selutut yang berwarna senada. Diamatinya di depan kaca sambil memiringkan kepala ke kiri dan kanan, diputar – putar badan yang bagian depannya telah ditutupi baju itu 90 derajat ke kiri dan kekanan, kemudian kembali menatap lurus kedepan kaca. Berdiri sedetik, dua detik, tiga,….. dihempaskannya baju itu ke atas tempat tidur menemani handuknya yang masih agak basah itu.             Kembali ke awal tindakan tadi. Berdiri di depan lemari pakaian sambil bertolak pinggang. Kali ini dengan

Postingan populer dari blog ini

Super Blue Blood Moon

Tribunnews.com Berita akan terjadinya gerhana bulan hari ini (Rabu, 31 Januari 2018) sudah tersebar sejak 3-4 hari yang lalu. Teman-teman kecilku di kelas 5 Salman Al Farisi sudah sibuk membincangkannya. Aku pun yang tadinya hanya menganggap sebagai suatu fenomena alam yang biasa terjadi, lambat laun mulai tertarik untuk mengintip secuil informasi mengenai ini. Tahukah kamu kalau fenomena gerhana bulan saat ini adalah kejadian fenomena alam yang luar biasa? Kali ini bulan akan tampak lebih besar daripada biasanya, terjadi gerhana bulan penuh,  serta warnanya merah seperti darah akibat bias dengan cahaya matahari. Bulan pada saat ini benar-benar menunjukkan keelokannya. Tiada yang dapat menandingi kecantikannya ditengah temaramnya malam. "Langit boleh gelap. Namun aku akan senantiasa memberikan secercah cahaya pada kegelapan," ungkap sang Super Blue Blood Moon. 😁 Kita,  sebagai makhluk bumi yang terpisahkan jarak dan waktu dengan sang bulan hanya bisa menikmati sa

Pustakawan dan Laptop Asus Vivobook 14X OLED

Memasuki tahun ajaran baru menjadi tantangan setiap tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Mengenalkan kembali adab-adab dalam menuntut ilmu, adab kepada guru, adab bermain, termasuk juga adab dalam menjaga lingkungan sekolah merupakan materi yang harus disampaikan pertama kali pada siswa di awal kedatangan dan sepanjang perjalanan pembelajaran. Tantangan ini tidak hanya menjadi milik tenaga pendidik saja, tapi juga tenaga kependidikan, termasuk saya, seorang pustakawan. Sebagai seorang pustakawan, terutama pustakawan sekolah dasar, ada rasa tanggung jawab untuk melatih keterampilan literasi peserta didiknya bersama para tenaga pendidik lain. Perpustakaan menjadi sarana pendukung pembelajaran di kelas. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, perpustakaan semakin berperan penting dalam memperlancar proses pembelajaran ini. Pustakawan menyiapkan media-media yang dapat meningkatkan keterampilan literasi seluruh warga sekolah, yakni siswa, guru, kepala sekolah, juga tenaga administrasi dan tenaga pe

Review Buku Sketsa Negeri Para Anjing

  Judul: Sketsa Negeri Para Anjing Penulis: Shabrina Cetakan pertama: Rabiul Akhir 1427 H/ Mei 2006 Penyunting: Sakti Wibowo dan Nurul Hidayati Desain Cover: Arif Yunur Rivan Illustrasi Cover: Ferly Leriansyah Penerbit: Lini Zikrul Remaja (Zikrul Hakim), Jakarta Jumlah Halaman: 160 halaman, uk. 11,5 x 17,5 cm ISBN: 979-9140-34-x      Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang sarat dengan nilai religi. Pesan religi disampaikan oleh penulis melalui kisah-kisah yang melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Tak luput pula penulis menyampaikan dengan plot twist yang berbeda-beda. Terkadang membuat pembaca berpikir, siapakah sosok utama dari tokoh yang diceritakan cerpen tersebut.      Diawali dengan kisah seorang ibu guru baru mendaftar ke sebuah sekolah. Namanya adalah Bu Brin. Ia diamanahi mendidik anak berkebutuhan khusus. Dengan berbekal pengalaman mengajar di sekolahnya terdahulu, ditambah dengan kesabaran dan doa yang terus menerus diucapkan, akhirnya Allah membukak