https://www.tulisanshinta.site/2023/10/ulasan-buku-planet-omar-accidental.html “…, but my dad said that Allah knows all the languages in the universe, so we can talk to him whenever we want to.” (page 178). Dikisahkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, bernama Omar. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, adik laki-lakinya yang bernama Esa berusia 3 tahun, kakak perempuan bernama Maryam berusia 13 tahun. Keluarga Omar berasal dari Pakistan, dan mereka menetap di Inggris. Kedua orang tua Omar bekerja sebagai ilmuwan. Permasalahan muncul ketika sang ibu mendapatkan pekerjaan baru di kota lain. Omar sekeluarga harus pindah tempat tinggal. Hal ini yang membuat Omar gelisah sebagai anak laki-laki yang mulai remaja. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan rumah, sekolah barunya, dan tentu saja teman-teman barunya. Apakah Omar dan keluarganya berhasil beradaptasi dengan lingkungan rumah barunya? Apakah Omar memiliki teman di sekolah barunya? Bagaimana Omar menghadapi
Sumber : wwwwww.pexels. |
Sepulang sekolah, Aldo bersungut-sungut. Ia berjalan langsung menuju kamarnya, tanpa mengucap salam, tanpa menegur ibu atau adiknya yang sudah tersenyum menyambut kedatangan kakaknya dari sekolah.
"Wah, ada apa ini?" batin ibu bertanya-tanya. Langsung dihampiri kamar Aldo yang ada di lantai atas. Sejenak ibu menarik napas di depan kamar itu, lalu mengetuk pintu dan membukanya.
Belum sempat bertanya, mata ibu langsung mendelik, melihat keadaan kamar Aldo. Baju berserakan di kasur dan lantai. Tas tergeletak begitu saja di lantai. Banyak kertas-kertas dan alat tulis tergeletak di atas meja, tak beraturan. Belum sepatunya yang baru saja di pakai tidak dalam raknya.
Dilihatnya Aldo sedang mengutak - atik handphonenya. Dan ia masih memakai seragam sekolah berbaring di atas kasurnya. Didekatinya Aldo, kemudian ibu bertanya, "Kenapa kamu hari ini, Do?" Aldo diam saja tak menjawab.
"Tadi ada kejadian apa di sekolah?" tanya ibu kembali mulai menyelidiki.
"Gak ada apa-apa, " jawab Aldo santai, tetap asik dengan handphonenya. Ibu pun hanya menghilangkan nafas. Kemudian beliau berkata, " Ok, nanti tolong segera bersih-bersih kemudian rapikan kamar ya. "
Setelah mendengar jawaban persetujuan Aldo tentang tugasnya, ibu pun segera beranjak pergi dari pintu. "Huh, ada masalah apalagi ini?" gumam ibu dalam hati sambil menggelengkan kepala keheranan melihat perilaku anak lelakinya yang telah duduk di kelas 8 ini.
Perubahan perilaku Aldo sudah dirasakan oleh sang bunda sejak Aldo masuk ke kelas 7. Dahulu Aldo senang bercerita apapun kepada ayah, ibu, juga adiknya. Ia suka bercanda, terkadang senang mengganggu adiknya hingga suasana di rumah gaduh.
Namun perlahan, Aldo mulai merubah perilakunya. Ia menjadi agak pendiam, lebih suka berlama-lama di kamarnya, jarang bercanda lagi, kalau bicara dengan adiknya pasti dengan nada marah-marah. Terkadang ibu dan ayah melerai pertengkaran ini.
Sebenarnya Aldo mulai menunjukkan perubahan pada ciri fisiknya. Hal ini disadari oleh sang ibu. Wajahnya mulai tumbuh kumis tipis dan berjambang. Rambut pada kakinya pun mulai kasar. Suara Aldo pun mulai berubah.
Tak terasa, masa kecil yang lucu dan menggemaskan itu telah berlalu dengan cepat. Ibu pun senyum sendiri. Tiba - tiba sang adik mendekati ibunya, "Bu, kenapa Kak Aldo? Kok dia gak gangguin aku kayak biasanya?" tanya sang adik keheranan.
Mendengar pertanyaan anak bungsunya, ibu langsung tersenyum dan mengelus kepalanya. "Dah, kakak capek habis sekolah. Biarkan aja dulu ia istirahat. Nanti kalau lapar, ia juga akan turun, " jelas ibu.
Menghadapi anak yang tengah menginjak usia ABG, ayah dan ibu sudah sepakat untuk merubah pola interaksinya. Tidak ada lagi pelukan-pelukan gemas. Tidak ada lagi bicara dengan bahasa-bahasa bayi. Mulai memperlakukan Aldo selayaknya laki-laki dewasa.
Sebagai orangtua, situasi ini memang berat. Namun perubahan harus dilakukan untuk mengembangkan fitrahnya sebagai orang remaja yang dapat bermanfaat di lingkungan sosialnya.
Day 37
#TantanganODOPKeenam
#Onedayonepost
#ODOPbatch5
Komentar
Posting Komentar