Langsung ke konten utama

Ulasan Buku “Planet Omar, Accidental Trouble Magnet” by Zanib Mian

  https://www.tulisanshinta.site/2023/10/ulasan-buku-planet-omar-accidental.html “…, but my dad said that Allah knows all the languages in the universe, so we can talk to him whenever we want to.” (page 178). Dikisahkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, bernama Omar. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, adik laki-lakinya yang bernama Esa berusia 3 tahun, kakak perempuan bernama Maryam berusia 13 tahun. Keluarga Omar berasal dari Pakistan, dan mereka menetap di Inggris. Kedua orang tua Omar bekerja sebagai ilmuwan. Permasalahan muncul ketika sang ibu mendapatkan pekerjaan baru di kota lain. Omar sekeluarga harus pindah tempat tinggal. Hal ini yang membuat Omar gelisah sebagai anak laki-laki yang mulai remaja. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan rumah, sekolah barunya, dan tentu saja teman-teman barunya. Apakah Omar dan keluarganya berhasil beradaptasi dengan lingkungan rumah barunya? Apakah Omar memiliki teman di sekolah barunya? Bagaimana Omar menghadapi

Zaki dan Sisi (7)


Episode 7

"Assalamualaikum...., " sapa Sisi setibanya di rumah. Mendengar suara itu,  Rocky langsung berlari mendekati sumber suara itu. Kincing... Kincing... Kincing...  Suara bel dari kalung Rocky berbunyi.

" Hai, Rocky! " Sisi langsung menyapa dan mengangkat tubuh mungil Rocky. Dielusnya,  di peluk. Terdengar suara prrrr dari Rocky tanda bahwa ia pun menyukai Sisi.

" Lihat Rocky,  aku bawa beberapa potong kain perca. Aku akan buat sesuatu buat kamu," kata Sisi bangga menunjukkan hasil belanjanya hari ini.

Melihat tumpukan potongan kain warna-warni, Rocky tak kuasa menahan diri untuk melompat dan bermain di kain tersebut. Rocky langsung melompat ke tumpukan kain.  Ia berusaha mengambil-ambil kain itu dengan kedua kaki depannya. Menggigit, mencakar,  kemudian melompat lagi. Sungguh lucu gerakan dan ekspresi Rocky. Melihat ini,  Sisi tertawa terbahak-bahak.

"Assalamualaikum....." Kali ini Zaki tiba di rumah. "Wah... Berantakan sekali. Kenapa ada banyak potongan kain di sini? “

"Aku mau bikin baju,  Kak,"  ujar Sisi menjelaskan.

"Baju? Untuk siapa?" tanya Zaki keheranan.

"Baju untuk Rocky. Biar dia tambah lucu.... "

"Memang kamu bisa?"

"InshaAllah bisa,  Kak," jawab Sisi penuh percaya diri.

"Waalaikumussalam....  Eh,  anak ibu dah pulang semua?" sapa ibu tiba-tiba.

"Ah,  ibu. Kita kan dah ucap salam dari tadi. Kenapa ibu baru menjawab?" tanya Zaki.

"Ya maaf. Ibu kan tadi ada di kamar mandi," jelas ibu. "Apa itu, Nak?  Kok banyak sekali?"

"Ini,  Bu... Kerjaannya si Sisi. Katanya ia mau bikin baju untuk Rocky, " jelas Zaki pada ibunya.

"Oh,  baiklah. Nanti kalau sudah selesai dirapihkan ya," sahut ibu dan langsung meninggalkan mereka ke dapur.

Sisi menuruti saran ibu. Ia segera merapikan belanjaannya lalu membawanya ke kamar. Ia akan langsung berkreasi di kamar.

Zaki langsung masuk kamar untuk ganti baju dan lain-lain. Tinggalah Rocky di ruang tamu sendiri. Ia tengah mencari-cari tempat nyaman untuk tidur,  tiba-tiba terdengar suara.... PRANGG!

Wah,  bunyi apa itu. Zaki dan Sisi langsung keluar kamar. Mereka saling memandang keheranan. Suara apa itu tadi? Mereka pun langsung ke arah suara tadi. Dan mulai terdengar suara ibu.  "Hush... Hush... Hush...."  Sepertinya ibu sedang mengusir sesuatu.

Rocky pun terkejut mendengar suara tadi. Ia juga mengikuti langkah Zaki dan Sisi mengikuti sumber suara tadi. Ketika ia mendengar suara Hush... Hush... Hush... Dilihatnya ibu sedang mengayunkan sapu. Seperti sedang menakuti sesuatu.

Ketika anak-anak mendekati ruang dapur untuk memastikan apa yang sedang terjadi,  Rocky dapat melihat bahwa sesuatu yang diusir ibu Zaki san Sisi adalah seekor kucing,  bertubuh besar.
Setelah dilihat dengan sungguh-sungguh tampak seperti kucing yang Rocky kenal.

Benar!  Itu adalah kucing kampung yang sedari tadi mengamati Rocky.

Kok bisa?  Kok bisa kucing itu ada di teras belakang rumah mereka? Sedang apa kucing itu ada di sini?  Benak Rocky penuh dengan pertanyaan.

Bersambung....

 Day 49
#TantanganODOP
#Onedayonepost
#ODOPbatch5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Super Blue Blood Moon

Tribunnews.com Berita akan terjadinya gerhana bulan hari ini (Rabu, 31 Januari 2018) sudah tersebar sejak 3-4 hari yang lalu. Teman-teman kecilku di kelas 5 Salman Al Farisi sudah sibuk membincangkannya. Aku pun yang tadinya hanya menganggap sebagai suatu fenomena alam yang biasa terjadi, lambat laun mulai tertarik untuk mengintip secuil informasi mengenai ini. Tahukah kamu kalau fenomena gerhana bulan saat ini adalah kejadian fenomena alam yang luar biasa? Kali ini bulan akan tampak lebih besar daripada biasanya, terjadi gerhana bulan penuh,  serta warnanya merah seperti darah akibat bias dengan cahaya matahari. Bulan pada saat ini benar-benar menunjukkan keelokannya. Tiada yang dapat menandingi kecantikannya ditengah temaramnya malam. "Langit boleh gelap. Namun aku akan senantiasa memberikan secercah cahaya pada kegelapan," ungkap sang Super Blue Blood Moon. 😁 Kita,  sebagai makhluk bumi yang terpisahkan jarak dan waktu dengan sang bulan hanya bisa menikmati sa

Pustakawan dan Laptop Asus Vivobook 14X OLED

Memasuki tahun ajaran baru menjadi tantangan setiap tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Mengenalkan kembali adab-adab dalam menuntut ilmu, adab kepada guru, adab bermain, termasuk juga adab dalam menjaga lingkungan sekolah merupakan materi yang harus disampaikan pertama kali pada siswa di awal kedatangan dan sepanjang perjalanan pembelajaran. Tantangan ini tidak hanya menjadi milik tenaga pendidik saja, tapi juga tenaga kependidikan, termasuk saya, seorang pustakawan. Sebagai seorang pustakawan, terutama pustakawan sekolah dasar, ada rasa tanggung jawab untuk melatih keterampilan literasi peserta didiknya bersama para tenaga pendidik lain. Perpustakaan menjadi sarana pendukung pembelajaran di kelas. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, perpustakaan semakin berperan penting dalam memperlancar proses pembelajaran ini. Pustakawan menyiapkan media-media yang dapat meningkatkan keterampilan literasi seluruh warga sekolah, yakni siswa, guru, kepala sekolah, juga tenaga administrasi dan tenaga pe

Review Buku Sketsa Negeri Para Anjing

  Judul: Sketsa Negeri Para Anjing Penulis: Shabrina Cetakan pertama: Rabiul Akhir 1427 H/ Mei 2006 Penyunting: Sakti Wibowo dan Nurul Hidayati Desain Cover: Arif Yunur Rivan Illustrasi Cover: Ferly Leriansyah Penerbit: Lini Zikrul Remaja (Zikrul Hakim), Jakarta Jumlah Halaman: 160 halaman, uk. 11,5 x 17,5 cm ISBN: 979-9140-34-x      Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang sarat dengan nilai religi. Pesan religi disampaikan oleh penulis melalui kisah-kisah yang melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Tak luput pula penulis menyampaikan dengan plot twist yang berbeda-beda. Terkadang membuat pembaca berpikir, siapakah sosok utama dari tokoh yang diceritakan cerpen tersebut.      Diawali dengan kisah seorang ibu guru baru mendaftar ke sebuah sekolah. Namanya adalah Bu Brin. Ia diamanahi mendidik anak berkebutuhan khusus. Dengan berbekal pengalaman mengajar di sekolahnya terdahulu, ditambah dengan kesabaran dan doa yang terus menerus diucapkan, akhirnya Allah membukak