Langsung ke konten utama

Ulasan Buku “Planet Omar, Accidental Trouble Magnet” by Zanib Mian

  https://www.tulisanshinta.site/2023/10/ulasan-buku-planet-omar-accidental.html “…, but my dad said that Allah knows all the languages in the universe, so we can talk to him whenever we want to.” (page 178). Dikisahkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, bernama Omar. Ia hidup bersama keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, adik laki-lakinya yang bernama Esa berusia 3 tahun, kakak perempuan bernama Maryam berusia 13 tahun. Keluarga Omar berasal dari Pakistan, dan mereka menetap di Inggris. Kedua orang tua Omar bekerja sebagai ilmuwan. Permasalahan muncul ketika sang ibu mendapatkan pekerjaan baru di kota lain. Omar sekeluarga harus pindah tempat tinggal. Hal ini yang membuat Omar gelisah sebagai anak laki-laki yang mulai remaja. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan rumah, sekolah barunya, dan tentu saja teman-teman barunya. Apakah Omar dan keluarganya berhasil beradaptasi dengan lingkungan rumah barunya? Apakah Omar memiliki teman di sekolah barunya? Bagaimana Omar menghadapi

5 Langkah Membentuk Personal Branding

 

sumber foto: https://unsplash.com/s/photos/personal-branding



Personal branding atau bisa disebut juga dengan “merek” diri. Maksudnya adalah kita ingin dikenal seperti apa. Orang lain mengenali kita sebagai sosok yang bagaimana. Apakah kita ingin dikenal sebagai seorang artis atau seorang yang senang jalan-jalan, seanng membaca buku, pembelajar, pendidik, pedagang, dan lain sebagainya? Semua itu dibentuk dari personal branding yang kita buat.

Adapun manfaat yang kita dapatkan dari membuat personal branding adalah, ini merupakan salah satu cara memasarkan diri, terutama jika kita memiliki usaha berupa jasa sebagai sumber penghasilan. Seperti tadi yang telah saya sebutkan di awal. Jika kita berprofesi sebagai seorang artis atau ahli Kesehatan dan kita ingin dikenal sesuai dengan profesi tersebut, maka sebaiknya dalam keseharian kita, dalam kita berpendapat, ataupun nilai yang kita ambil, benar-benar menggambarkan profesi yang kita pilih.

Bagaimana kita membentuk personal branding?


sumber foto: https://unsplash.com/s/photos/personal-branding


1. Tentukan potensi atau keahlianmu yang ingin diketahui orang lain. 

Kita harus benar-benar menyadari kunggulan dan keunikan yang kita miliki. Kita yakin akan kemampuan tersebut dapat memberikan manfaat pada orang lain.

2. Tentukan tujuanmu. 

Dengan menetapkan tujuan utama, kita akan menemukan strategi apa yang harus dilakukan agar personal branding ini dapat segera terlaksana. Misalkan, kita ingin dikenal sebagai pembicara ahli Kesehatan, maka kita akan rajin menghadiri seminar, baik sebagai peserta maupun pembicara atau menyebarkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan Kesehatan kepada teman ataupun anggota masyarakat lain yang lebih luas.

3. Terus gali potensimu. 

Saat kita ingin dikenal sebagai seorang yang kompeten atau mampu menyebar kebaikan sesuai keahlian kita, maka janganlah berhenti belajar. Terus menimba ilmu, menemukan ilmu yang tepat dan dibutuhkan, lalu berkumpul dengan orang-orang yang bisa mengasah kemampuan kita tersebut.

4. Sebarkan. 

Bagaimana orang lain mengetahui keterampilan kita apa, jika kita tidak menginformasikannya? Di sini lah kita mulai memerlukan keahlian membentuk networking sebagai upaya penyebaran personal branding kita. Temukan komunitas yang baik dan tepat agar pembentukan personal branding semakin kuat.

5. Berdoa dan mulailah. 

Membentuk personal branding memerlukan waktu. Sudah sewajarnya kita meminta kepada Allah agar diberikan kesabaran saat membentuk personal branding ini. Selaiin itu, minta juga kepada Allah agar dipertemukan dengan orang-orang baik untuk menjadi networking kita.


sumber foto: https://pixabay.com/id/images/search/penulis/


Sekarang ini sudah banyak media-media yang bisa membantu kita dalam membentuk personal branding. Dengan kita rutin membuat post di status WhatsApp, Telegram, membuat story di facebook, Instagram, blog atau website, itu merupakan langkah nyata membentuk personal branding. Oleh sebab itu, mulailah saling tegur sapa sesama penghuni WhatsApp, Telegrams, Facebook, Instagram, blog dan website. Sering-seringlah mengirim like, love, reply yang mendukung lebih baik lagi.

Saat ini saya ingin dikenal sebagai seorang penulis. Saya sedang melakukan perjalanan membentuk personal branding sebagai seorang penulis. Ternyata, setelah saya melakukan riset, penulis memilik beragam bidang. Ada penulis puisi, cerpen, novel, artikel seo, artikel ilmiah, resensi, jurnal, dan masih banyak lagi. Artikel pun masih banyak lagi cabangnya.

Riset yang saya lakukan belum tuntas. Masih perlu riset lagi untuk menemukan keunikan identitas kepenulisanku. Bagi saya ini penting. Semakin unik, semakin khusus, akan membantu orang untuk bisa menemukan keahlian kita agar bisa menjawab permasalahan mereka.

Berdasarkan langkah membentuk personal branding yang telah saya tuliskan sebelumnya, berarti saya harus riset lagi. Riset ini saya lakukan dengan cara banyak membaca buku dan mengikuti pelatihan yang kira-kira dapat mengeluarkan potensi diri dan yang kita sukai.

Alhamdulillah, karena saya ingin sekali menjadi penulis hingga akhir hayat, maka saya berdoa sungguh-sungguh, minta kepada Allah agar dipertemukan dengan yang terbaik. Akhirnya, setelah sekian lama mencari dan mencari, atas izin Allah, saya bertemu dengan Komunitas ODOP. Alhamdulillah, di komunitas ini bagaikan masuk ke supermarket, one stop shopping. Di komunitas ini, selain bertemu dengan orang-orang yang potensial membagi ilmu kepenulisannya, teman diskusi yang mumpuni, juga komunitas ini memberikan beragam pelatihan kepenulisan. Ini sangat membantu saya yang masih galau mau menjadi penulis apa.

Saat ini saya sudah meluruskan tujuan untuk menulis di media, entah cetak ataupun digital. Sudah saatnya bagi saya untuk mulai mengenalkan produk tulisan ke masyarakat lebih luas. Lama ya? Tidak mengapalah. Better late than never, right? Proses ini pun saya lalui bersama Komunitas ODOP. Para tutor hebat senantiasa membantu, memberikan saran terbaik agar kita bisa menjadi penulis seperti yang kita inginkan dan masyarakan perlukan, tentu saja.

Saat ini saya tengah mengikuti pelatihan menulis blog dan menulis tembus media. Kedua pelatihan ini diselenggarakan oleh Komunitas ODOP. Ini merupakan salah satu cara yang saya lakukan untuk membentuk personal branding. Di pelatihan ini kita akan bertemu dengan orang-orang yang sudah berpengalaman maupun yang newbie, bertemu dengan orang-orang seperjuangan, dan menggali ilmu pengetahuan agar bisa di re-fresh terus.

Blog yang sudah menjadi apartemen “sarang laba-laba” pun kini diaktifkan kembali. Belajar lagi ilmu blog dari awal. Dulu membuat blog secara otodidak, melihat tutorial orang-orang, baik dalam negri maupun luar negri. Kemudian konten blog diisi karena mengikuti program challenge. Nah, sekarang baru belajar blog yang sesungguhnya.

Saya ingin dikenal sebagai blogger yang selalu menceritakan perjalanannya. Baik perjalanan healing, studying, working, maupun parenting. Karena, menurut saya, perjalanan pengalaman-pengalaman tersebut pasti bisa memberikan manfaat bagi orang banyak. Sesuai perjalanan umur saya, semoga para kawula muda dan tua bisa mendapatkan faedah yang saya tuangkan dalam setiap tulisanku.



#obs2023

#odopbloggersquad







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Super Blue Blood Moon

Tribunnews.com Berita akan terjadinya gerhana bulan hari ini (Rabu, 31 Januari 2018) sudah tersebar sejak 3-4 hari yang lalu. Teman-teman kecilku di kelas 5 Salman Al Farisi sudah sibuk membincangkannya. Aku pun yang tadinya hanya menganggap sebagai suatu fenomena alam yang biasa terjadi, lambat laun mulai tertarik untuk mengintip secuil informasi mengenai ini. Tahukah kamu kalau fenomena gerhana bulan saat ini adalah kejadian fenomena alam yang luar biasa? Kali ini bulan akan tampak lebih besar daripada biasanya, terjadi gerhana bulan penuh,  serta warnanya merah seperti darah akibat bias dengan cahaya matahari. Bulan pada saat ini benar-benar menunjukkan keelokannya. Tiada yang dapat menandingi kecantikannya ditengah temaramnya malam. "Langit boleh gelap. Namun aku akan senantiasa memberikan secercah cahaya pada kegelapan," ungkap sang Super Blue Blood Moon. 😁 Kita,  sebagai makhluk bumi yang terpisahkan jarak dan waktu dengan sang bulan hanya bisa menikmati sa

Pustakawan dan Laptop Asus Vivobook 14X OLED

Memasuki tahun ajaran baru menjadi tantangan setiap tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Mengenalkan kembali adab-adab dalam menuntut ilmu, adab kepada guru, adab bermain, termasuk juga adab dalam menjaga lingkungan sekolah merupakan materi yang harus disampaikan pertama kali pada siswa di awal kedatangan dan sepanjang perjalanan pembelajaran. Tantangan ini tidak hanya menjadi milik tenaga pendidik saja, tapi juga tenaga kependidikan, termasuk saya, seorang pustakawan. Sebagai seorang pustakawan, terutama pustakawan sekolah dasar, ada rasa tanggung jawab untuk melatih keterampilan literasi peserta didiknya bersama para tenaga pendidik lain. Perpustakaan menjadi sarana pendukung pembelajaran di kelas. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, perpustakaan semakin berperan penting dalam memperlancar proses pembelajaran ini. Pustakawan menyiapkan media-media yang dapat meningkatkan keterampilan literasi seluruh warga sekolah, yakni siswa, guru, kepala sekolah, juga tenaga administrasi dan tenaga pe

Review Buku Sketsa Negeri Para Anjing

  Judul: Sketsa Negeri Para Anjing Penulis: Shabrina Cetakan pertama: Rabiul Akhir 1427 H/ Mei 2006 Penyunting: Sakti Wibowo dan Nurul Hidayati Desain Cover: Arif Yunur Rivan Illustrasi Cover: Ferly Leriansyah Penerbit: Lini Zikrul Remaja (Zikrul Hakim), Jakarta Jumlah Halaman: 160 halaman, uk. 11,5 x 17,5 cm ISBN: 979-9140-34-x      Buku ini merupakan kumpulan cerpen yang sarat dengan nilai religi. Pesan religi disampaikan oleh penulis melalui kisah-kisah yang melekat dalam kehidupan sehari-hari kita. Tak luput pula penulis menyampaikan dengan plot twist yang berbeda-beda. Terkadang membuat pembaca berpikir, siapakah sosok utama dari tokoh yang diceritakan cerpen tersebut.      Diawali dengan kisah seorang ibu guru baru mendaftar ke sebuah sekolah. Namanya adalah Bu Brin. Ia diamanahi mendidik anak berkebutuhan khusus. Dengan berbekal pengalaman mengajar di sekolahnya terdahulu, ditambah dengan kesabaran dan doa yang terus menerus diucapkan, akhirnya Allah membukak